Namanya Dyah Kusumaningtyas, dia
sosok yang periang, ramah, care & senang bercerita. Dia
adalah sahabat karib terbaik saya semenjak SMA, di mana waktu itu kami menjadi
sahabat karena duduk sebangku. Pertama kali berkenalan rasanya canggung &
agak awkward moment. Karena sifatnya yang bertolak belakang dengan saya, dia
sering menawarkan sesuatu aneh yang lebih meledak-ledak, atau terkadang membuat
sensasi baru yang membuat saya hanya bisa geleng-geleng kepala...ckckck, but
that’s why we’re still in friendship.
Kami ditakdirkan untuk memasuki
Perguruan Tinggi yang sama setelah lulus SMA. Dia di bidang pertanian sementara
saya di teknik. Meskipun bidang kami merupakan bidang yang selalu dikejar dengan banyaknya tugas dan praktikum, tetapi itu tak mengubah rencana kami
untuk tetap bertemu dan lancar berkomunikasi.
Ada satu hal mengapa persahabatan
kami awet, yaitu saling menguatkan dan mendukung ketika kami mempunyai masalah
hidup. When I’m doing the stupid things, and she’s also doing the another
stupid things, kami selalu ada untuk saling mendengarkan dan memberi saran yang
membangun.
Apapun yang telah kami lakukan bersama selama menjadi sahabat tak lepas dari roller coaster kehidupan, terkadang di atas ataupun di bawah. That’s never
flat, itulah yang mewarnai persahabatan kita.
Terkadang orang beranggapan bahwa wajah kami hampir mirip
satu sama lain (dari mananya ya...). Entahlah, mungkin karena wajah yang
sama-sama berbentuk bulat, hidung yang sama-sama pesek, atau mungkin karena
sama-sama punya gigi gingsul, hehe. Tak jarang juga yang menyebut kita si kembar (hihihi 😃😂). Terkadang orang juga mengira dia adalah
adik kandung saya...karena wajahnya yang lebih imut dan chubby. Saya sangat
bersyukur sekali, karena dia selalu setia
di saat saya lalai dengannya, dan saya selalu setia di saat dia hampir
berpaling dari saya. Mungkin kami sudah ditakdirkan Tuhan untuk menjadi sahabat
yang saling melengkapi, dan saya harap persahabatan ini tak akan
pernah luntur sampai kapanpun.. 😊😊
Tidak ada komentar:
Posting Komentar