Guys..jika kita berada di posisi
sebagai “anak bungsu” dalam sebuah keluarga, pasti pernah merasakan senangnya dimanja
orang tua dan kakak tercinta. Bagaimana
tidak mungkin, seorang anak bungsu cenderung memiliki watak yang childish karena derajat mereka sebagai
anak terakhir. Kehadiran si bungsu dalam sebuah keluarga juga menambah
keceriaan di saat suasana tegang menghampiri karena sifat lucunya. Dan tak
jarang yang menyebut si bungsu ini “tukang mbuntut...” hehe.
Sebagian besar orang beranggapan
bahwa si bungsu mempunyai sifat yang cenderung manja, cengeng, dan lincah. Ego
mereka lebih tinggi, karena lebih sering dibela dan melihat kakak yang akhirnya
selalu mengalah terhadap mereka. Sejak kecil, si bungsu sudah terbiasa dilindungi
oleh keluarga, sehingga mereka terbiasa ada orang lain yang melakukan segala
sesuatu untuk dirinya. Namun, sekali mereka jatuh atau gagal terhadap sesuatu,
si bungsu akan sangat menyadari apa kekurangannya di waktu yang lalu, dan cepat
termotivasi untuk bangkit dari kegagalannya. Ketika mereka mempunyai hobi
terhadap sesuatu, mereka selalu mengasah kemampuan dengan caranya sendiri, tak
peduli penilaian orang lain. Tak jarang si bungsu memiliki bakat lebih yang
tidak dimiliki kakak-kakaknya.
Si bungsu agak kesulitan untuk
memutuskan suatu hal ketika beranjak dewasa. Karena mereka sering berpacu pada pendapat-pendapat
yang lebih tua, seperti dari bapak, ibu, dan kakak yang lebih berpengalaman.
Mereka akan berpikir dua kali untuk memilih, mana yang sekiranya lebih nyaman
untuk mereka. Semisal si bungsu ingin mengejar cita-citanya, dirinya akan
memperhatikan dan belajar dari kekurangan kakaknya. Seorang kakak yang sudah
mandiri dan berhasil melakukan sesuatu, akan membuat si bungsu cenderung
mematuhi perintahnya. Namun sekali sang kakak mengejek atau menghina, keluarlah senjata “ngambek” yang
tak berujung dari si bungsu. Sehingga pada umumnya, si bungsu butuh perlakuan
khusus dan tingkat kesabaran lebih untuk dididik bisa berhasil dalam mencapai
cita-citanya.
By the way, saya sendiri adalah anak bungsu, hhehee... Saya
bersyukur sekali menjadi si bungsu, karena sangat banyak pelajaran-pelajaran
hidup yang bisa saya ambil. Mulai dari pengalaman hidup orang tua, kakak,
bagaimana menjadi seorang perempuan yang kuat, menjadi pribadi yang lebih
sabar, tidak gegabah, dan lainnya. Saya memang cenderung lebih slow motion dari kakak-kakak saya,
karena sebelum memutuskan sesuatu saya lebih dulu mengamati pengalaman mereka. Mengestimasi
apakah saya mampu mencapainya atau tidak. Untuk soal manja, getol, dan lain
sebagainya, alhamdulillah saya termasuk seorang anak yang tidak selalu dimanja
orang tua. Orang tua selalu membiarkan saya untuk belajar dari kesalahan
sendiri, agar bisa mandiri...meskipun akhirnya lebih sering di-bully kakak sih =’D. Tetapi bully-an itu tak melulu bernilai
negatif, justru mereka melakukannya dengan makna agar saya lebih bersemangat
dan serius dalam mencapai sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar